Hutan Organik Megamendung: Sejukkan Bogor di Tengah Cuaca Panas Ekstrem

0
20
Hutan Organik Megamendung: Sejukkan Bogor di Tengah Cuaca Panas Ekstrem

KitaBogor – Di tengah cuaca panas ekstrem yang bikin gerah, suhu di beberapa wilayah Bogor belakangan ini bahkan tembus 36 derajat Celsius, menjadikannya daerah terpanas kedua di Jawa Barat setelah Cirebon. Tapi, siapa sangka, di Desa Megamendung dan Gunung Geulis, ada satu tempat yang tetap adem dan menenangkan. Hutan Organik Megamendung milik Rosita Istiawan.

Hutan organik seluas 30 hektare ini bukan cuma jadi oase di tengah panas. Tapi juga bukti nyata perjuangan Rosita selama 25 tahun melawan tandusnya lahan dan maraknya pembangunan vila mewah di kawasan Puncak.

“Waktu pertama kali saya beli lahannya tahun 2000-an, tanahnya tandus banget. Cacing aja nggak ada. Sekarang, alhamdulillah, suhu di sini siang hari cuma 16 derajat,” tutur Rosita sambil tersenyum bangga, Minggu 19 Oktober 2025.

Ia mengaku sempat menghadapi banyak rintangan, bahkan pernah diancam oleh calo tanah karena membeli lahan langsung dari warga tanpa perantara. Tapi semangatnya untuk menghijaukan Puncak tak pernah padam. Ia menanam ratusan jenis pohon, dari rasamala, manii, meranti, eboni, sonokeling, hingga cendana yang kini langka di Nusa Tenggara Timur.

Kini, hasil kerja kerasnya membuahkan hasil. Berdasarkan penelitian mahasiswa IPB University, hutan organik milik Rosita menampung lebih dari 120 jenis pohon dan 25 jenis burung, bahkan jadi habitat alami lutung dan kucing hutan. Ia berharap hutan ini bisa dikukuhkan menjadi “kebun raya kecil” tempat belajar menanam pohon dan penelitian lingkungan.

Meski pendapatan dari hutan tak besar, Rosita tetap mempekerjakan 10 orang karyawan tetap dan memanfaatkan kayu tumbang untuk membuat furnitur ramah lingkungan.
“Sekarang saya nggak lagi ngejar dunia, tapi ingin meninggalkan warisan hijau untuk anak cucu,” katanya lembut.

Tak berhenti di Bogor, Rosita kini juga dipercaya menjadi supervisor reboisasi di Tretes, Jawa Timur, untuk menghidupkan kembali kawasan yang gundul.

“Saya cuma ingin Indonesia tetap hijau,” ujarnya menutup dengan senyum hangat.

Previous articleCurug Bidadari Sentul, Pesona Alam dan Legenda di Tengah Sejuknya Bogor
Next article12 Manfaat Teh Tawar untuk Kesehatan: Sederhana tapi Luar Biasa