KitaBogor – Dunia perfilman Indonesia kembali dihidupkan oleh atmosfer mencekam lewat film horor terbaru bertajuk Hotel Sakura, yang resmi menggelar Gala Premiere di XXI Epicentrum, Jakarta. Acara yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh para pemain, sineas, awak media, komunitas film, hingga para penikmat horor setia dari berbagai kota.
Disutradarai oleh Khristo Damar Alam dan ditulis oleh Upi Avianto, film ini bukan sekadar horor konvensional. Hotel Sakura adalah percampuran unik antara pengalaman spiritual, trauma psikologis, dan kekuatan budaya Jepang yang membentuk atmosfer yang tidak hanya menakutkan, tapi juga mengoyak perasaan.
Lonjakan Minat Horor & Gebrakan Baru dari HERS Production
Dalam beberapa tahun terakhir, genre horor memang terus mendominasi layar bioskop Indonesia. Menurut data Kompas.id, jumlah penonton film horor meningkat drastis dari 21,3 juta (2017) menjadi lebih dari 110 juta pada 2024. Melihat tren tersebut, Kakatua Pictures dan HERS Production menyambut antusiasme ini dengan menghadirkan film horor yang lebih emosional dan berakar dari kisah nyata.
“Hotel Sakura diramu dengan pendekatan yang berbeda. Kami ingin menawarkan pengalaman horor yang bukan hanya seram, tapi juga menyentuh dan membekas. Ada kisah nyata, ada budaya, dan ada trauma yang menjadi benang merah cerita,” ungkap Neivy Vilan, produser dari HERS Production.
Inspirasi Jepang dan Cerita Mistis yang Terasa Nyata
Yang membuat Hotel Sakura menonjol di antara film horor lokal lainnya adalah pendekatannya yang slow burn, mengingatkan pada film-film horor Jepang tahun 90-an. Film ini tidak mengandalkan efek kejut semata, melainkan membangun rasa takut lewat kesunyian, penyesalan, dan emosi yang tertahan.
Sang sutradara, Khristo Damar Alam, membagikan bahwa cerita ini lahir dari pengalaman pribadi dan riset mendalam di lokasi-lokasi yang diyakini angker.
“Kami sempat mengunjungi hotel-hotel tua dengan cerita horor. Bahkan ada lokasi yang benar-benar tak bisa dipakai syuting karena gangguan spiritual yang kami alami langsung. Semua itu menjadi bahan mentah kami membangun dunia Hotel Sakura,” ungkap Khristo.
Sinopsis: Ketika Trauma Membuka Pintu ke Dunia Lain
Film ini mengikuti perjalanan Sarah (diperankan oleh Clara Bernadeth), seorang perempuan muda yang dihantui rasa bersalah setelah kehilangan ibunya. Dalam pencarian jawaban spiritual dan harapan untuk ‘bertemu kembali’, Sarah justru membuka portal ke dunia yang dipenuhi dendam dan arwah penasaran—terutama dari sosok Setsuko, arwah perempuan Jepang yang menjadi sentral teror dalam film ini.
Selain Clara, film ini juga dibintangi oleh Taskya Namya, Shindy Huang, Donny Damara, dan Tio Pakusadewo, dengan penampilan yang tidak hanya kuat secara emosional, tapi juga memperkaya sisi psikologis cerita.
“Bagi kami, rasa takut bukan cuma tentang hantu. Tapi juga tentang perasaan bersalah yang tak kunjung selesai, dan luka batin yang tak bisa disembuhkan. Itulah yang kami hadirkan dalam cerita ini,” ujar Rahul Mulani, produser dari HERS Production.
Bukan Sekadar Takut, Tapi Juga Menyentuh
Hotel Sakura adalah tipe horor yang akan memikat penonton yang haus akan kedalaman karakter dan cerita. Dengan pace yang tenang tapi intens, film ini membawa penonton menyelami lapisan-lapisan emosi yang jarang disentuh film horor lokal. Kehilangan, keterikatan spiritual, dan trauma antargenerasi.
Visual sinematik yang di garap penuh detail serta tata suara yang sunyi namun menghantui, menjadi kekuatan utama dalam menciptakan suasana mencekam. Tak ada musik dramatis berlebihan—yang ada hanya kesendirian, bisikan masa lalu, dan kehadiran tak kasat mata yang perlahan menghampiri.
Komitmen HERS Production: Horor sebagai Medium Bercerita yang Kaya
Bagi HERS Production, film ini merupakan bentuk ekspansi dalam mengeksplorasi genre horor dengan pendekatan berbeda. Namun mereka juga tak menutup kemungkinan untuk terus menciptakan film lintas genre yang menyentuh berbagai sisi kehidupan manusia.
“Dunia horor masih luas, dan kami ingin terus mengeksplorasi cerita-cerita yang bisa menggugah rasa. Tapi tentu kami juga terbuka terhadap genre lain yang punya potensi menyampaikan pesan kuat kepada penonton,” tutur Heera SKV, produser HERS Production.
Film Hotel Sakura, Horor yang Lebih dari Sekadar Menakutkan
Dengan latar kisah nyata, karakter yang kompleks, dan atmosfer yang menghantui secara emosional. Hotel Sakura memberikan pengalaman menonton yang langka: membuat takut sekaligus merenung. Ini adalah film horor yang bukan hanya ingin menakuti, tetapi juga mengajak penonton berdamai dengan luka dan kehilangan.
Hotel Sakura tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 10 Juli 2025. Jika Anda pecinta horor dengan lapisan cerita yang dalam dan nuansa budaya yang kuat. Film ini layak masuk daftar tontonan wajib bulan ini.