KitaBogor – Di tengah gempuran informasi yang kian deras, literasi menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang tangguh, kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman. Dalam upaya menghidupkan kembali semangat membaca dan menulis, Sanggar Literasi Jendela Puspita sukses menggelar seminar bertajuk “Bincang Literasi Jendela Puspita” pada Sabtu, 28 Juni 2025, bertempat di Perpustakaan Kota Bogor.
Kegiatan ini dirancang sebagai wadah inspiratif untuk meningkatkan kesadaran literasi, terutama di kalangan pelajar dan guru. Acara dibuka dengan Parade Pembacaan Puisi bertema “Secercah Harapan Pendidikan Indonesia”, yang menampilkan karya dari tiga penyair muda berbakat. Pembacaan puisi ini menjadi pembuka yang menyentuh, sekaligus menumbuhkan semangat baru tentang pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari.
Irene Ernawati, seorang guru dari SMP Negeri 20 Kota Bogor yang turut hadir, menyoroti rendahnya minat baca di kalangan siswa. Ia menyambut baik terselenggaranya acara ini dan menyebutnya sebagai salah satu cara efektif untuk menumbuhkan kembali kebiasaan membaca.
“Anak-anak, khususnya di tingkat SMP, masih menunjukkan minat baca yang rendah. Dengan adanya kegiatan seperti ini, semangat membaca dapat dipantik kembali. Suka tidak suka, mereka jadi terbiasa membaca karena merasa terlibat langsung,” ujar Irene.
Sesi utama yang paling dinantikan adalah seminar motivasi bertema “Saatnya Menjadi Penulis Keren dengan Karya Cantik yang Membanggakan”, disampaikan oleh pendiri Jendela Puspita, Siska Puspita Dewi. Dalam materinya, Siska menekankan pentingnya pembiasaan dalam proses membangun budaya literasi.
“Konsep dasar dari membangun literasi adalah PEMBIASAAN. Sebab ala bisa karena biasa. Tidak mungkin terampil kalau tidak bisa dan tidak biasa,” tegasnya.
Siska juga memperkenalkan Program Kelas Menulis Baru dari Jendela Puspita yang telah melahirkan sejumlah antologi seperti:
- Gelora Pancasila yang Menderu (puisi)
- Indonesia, Amazing! (artikel wisata)
- Aku Anak Hebat (ensiklopedia anak)
- Ayo Keliling Dunia (ensiklopedia anak)
- Jejak Langkah Sang Pencerah (cerpen)
Selain seminar, berbagai program unggulan Jendela Puspita turut diperkenalkan, seperti Lomba Mewarnai dan Lomba Baca Puisi yang ditujukan untuk menjaring bakat muda di bidang seni dan literasi.
Kegiatan semakin menarik dengan digelarnya sesi Talkshow Inspiratif bersama para penulis dari Jendela Puspita. Tiga guru inspiratif—Suwarni dari SMP PGRI 1 Kota Bogor, Dyah Mintarti dari SMP Bosowa Bina Insani Bogor, dan Sri Rejeki dari SDIT Gema Nurani Bekasi—berbagi kisah perjuangan dan proses kreatif mereka dalam menulis dan menerbitkan karya.
Menjelang akhir acara, peserta juga diajak mengenal Komunitas “Dosen Indonesia Berbicara” yang dipandu oleh Nur Indah Yusari. Sosialisasi ini menjadi pengingat akan peran penting akademisi dalam memperkuat budaya literasi di masyarakat.
Irene Ernawati kembali menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat diperluas jangkauannya.
“Harapannya, acara semacam ini bisa menjangkau lebih banyak sekolah dan guru. Semakin banyak yang terlibat, semakin kuat pula budaya literasi yang kita bangun bersama,” tuturnya.
Melalui kegiatan “Bincang Literasi Jendela Puspita”, optimisme terhadap masa depan pendidikan dan budaya literasi di Indonesia kembali ditumbuhkan—dimulai dari puisi, ide, hingga aksi nyata yang menginspirasi.