KitaBogor – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan peninjauan langsung terhadap proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase 2A pada Senin, 26 Mei 2025. Peninjauan tersebut berfokus pada progres pembangunan Stasiun MRT Thamrin hingga Stasiun Monas. Yang merupakan bagian dari jalur Bundaran HI menuju Kota.
Dalam kunjungannya di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, AHY memastikan bahwa jalur dan stasiun tersebut ditargetkan akan beroperasi penuh pada tahun 2027. Melanjutkan konektivitas dari MRT Jakarta yang saat ini sudah menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran HI.
“Sesuai dengan timeline, jalur dari Thamrin ke Monas akan dituntaskan dan mulai beroperasi pada tahun 2027. Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional yang harus didukung dan dikawal bersama. Oleh pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta,” ujar AHY di sela peninjauan.
AHY menekankan pentingnya keberadaan MRT dalam mendukung mobilitas warga Jakarta. Serta sebagai solusi atas kemacetan yang masih menjadi tantangan utama di ibu kota. Menurutnya, pembangunan infrastruktur transportasi massal seperti MRT memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi perkotaan.
“Pembangunan ini sangat dinantikan masyarakat luas. Kita tahu bahwa transportasi publik adalah jantung dari aktivitas ekonomi dan sosial. Jakarta sebagai pusat kegiatan nasional perlu sistem transportasi yang efisien dan modern,” jelasnya.
Berdasarkan data terbaru, progres pembangunan Stasiun Thamrin dan Monas telah mencapai 87% dan masuk dalam paket pengerjaan CP201. Paket ini mencakup tiga stasiun utama yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, dan Stasiun Harmoni. Sebagai bagian dari pengembangan jalur bawah tanah yang menghubungkan Bundaran HI ke Harmoni.
Menariknya, dalam paket pengerjaan ini juga dibangun salah satu terowongan kereta bawah tanah terdalam di Indonesia, yang menunjukkan tingkat kompleksitas tinggi dari proyek ini.
Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A tidak hanya diharapkan memperluas jangkauan transportasi publik, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam transformasi sistem transportasi urban Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, aman, dan efisien.